Merencanakan, melaksanakan, dan menilai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Satuan Pendidikan
DAFTAR ISI
- Pendahuluan dan Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- PPT Perencanaan P5 Kurikulum Merdeka
- Tujuan Membaca Artikel Tentang P5 Kurikulum Merdeka - Cara Merencanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Satuan Pendidikan
- Apa itu P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)?
- Dimensi Profil Pelajar Pancasila
- Budaya Sekolah yang Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan P5
- Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- Prinsip-Prinsip Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5
- Alur Perencanaan P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- 1. Pembentukan Tim Fasilitator Projek Penguatan Pelajar Pancasila
- 2. Mengidentifikasi Tingkat Kesiapan Satuan Pendidikan
- 3. Merancang Dimensi, Tema, dan Alokasi Waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- Tema-Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
- Pilihan Waktu Pelaksanaan Projek
- Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek
- 4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- Contoh Alur Aktifitas Modul Projek
- Hal-hal yang perlu diketahui mengenai asesmen projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
- 5. Merancang Strategi Pelaporan Hasil Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pendahuluan dan Pengertian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
P5 Kurikulum Merdeka - P5 merupakan singkatan dari Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila, projek ini merupakan kegiatan kokurikuler yang berdiri sendiri terlepas dari kegiatan intrakurikuler yang merupakan bagian dari kurikulum merdeka.
PPT Perencanaan P5 Kurikulum Merdeka
Tujuan Membaca Artikel Tentang P5 Kurikulum Merdeka - Cara Merencanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Satuan Pendidikan
Kenapa Anda harus membaca tentang artikel ini, yaitu agar Anda dapat:
- Memahami dan menerapkan Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan.
- Memahami dan menerapkan Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan.
- Memahami dan menerapkan Penilaian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan.
Apa itu P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)?
Berdasarkan
Kepmendikbudristek No.262/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar pancasila merupakan kegiatan kokurikuler
berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan pencapaian kompetensi dan
karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan. Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar
Pancasila dilakukan secara felksibel, dari segi muatan, kegiatan, dan waktu
pelaksanaan.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dirancang terpisah dari
intrakurikuler. Tujuan muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus
dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan
pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang
dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar pancasila.
Note : Kokurikuler merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk
penguatan, pendalaman, atau pengayaan kegiatan intrakurikuler. Kokurikuler
dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa (termasuk waktu libur) serta dapat
dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah untuk menunjang pelaksanaan
intrakurikuler.
Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Sebelum kita ke bagian bagaimana merencanakan, melaksanakan dan menilai projek
penguatan profil pelajar Pancasila, ada baiknya kita mengetahui apa saja
dimensi profil pelajar Pancasila di bawah ini;
6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila |
Dimensi yang pertama
Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia - Pelajar
Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. la memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta
menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Dimensi yang kedua Berkebinekaan Global - Pelajar Indonesia
mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya bar yang positif dan
tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Dimensi yang ketiga Gotong Royong - Pelajar Indonesia memiliki
kemampuan gotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan
lancar, mudah dan ringan.
Dimensi yang keempat Mandiri - Pelajar Indonesia merupakan pelajar
mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil
belajarnya.
Dimensi yang kelima Bernalar Kritis - Pelajar yang bernalar kritis
mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif,
membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi,
mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Dimensi yang keenam Kreatif - Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi
dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.
Untuk melihat lebih lengkap Anda bisa melihatnya Di tautan berikut: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/
Jika Anda ingin melihat lebih lengkap mengenai 6 Dimensi Profil Pelajar
Pancasila beserta dengan elemen-elemennya, sub-elemennya, serta kompetensinya
Anda bisa melihatnya di tautan berikut: https://drive.google.com/file/d/1gp6vnQtA75vkdLPajmN3wkIBqjgUPd2W/view?usp=sharing
Budaya Sekolah yang Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan P5
Kesuksesan keberhasilan pelaksanaan P5 ini tentunya harus dibangun budaya yang
baik terlebih dahulu di satuan pendidikan dan para stakeholder, berikut ini
budaya yang harus ada pada stakeholder satuan pendidikan:
Berpikiran Terbuka
Karakteristik yang melibatkan penerimaan terhadap beragam informasi, ide, dan
argumen . Open Minded adalah kualitas positif yang harus dimiliki setiap
pendidik. Ini adalah kemampuan yang diperlukan untuk berpikir kritis dan
rasional dalam pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Jika Anda belum terbuka pikirannya terhadap ide dan perspektif yang
lain, Anda akan mengalami kesulitan untuk melihat semua faktor yang
berkontribusi terhadap masalah atau menghasilkan solusi yang efektif. Dalam
dunia yang semakin terpolarisasi, mampu melangkah keluar dari zona nyaman Anda
dan menganggap perspektif dan ide lain adalah penting.
Senang Mempelajari Hal Baru
Rasa bosan merupakan hal yang sangat lumrah dan manusiawi dan bisa dialami
semua orang bahkan termasuk kita yang seorang pendidik. Biasanya rasa bosan
datang ketika kita hanya melakukan hal yang sama setiap hari tanpa adanya
perubahan. Dengan mempelajari hal-hal yang baru baik fasilitator, pendidik,
dan ataupun peserta didik akan termotivasi untuk melaksanakan projek
penguatan ini. Rasa bosan ini juga bisa dikurangi dengan hal-hal yang baru.
Kolaboratif
Kunci penting dalam kesuksesan pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila P5 ini tentu adalah kerjasama yang baik. Karena projek ini sifatnya
pekerjaan TIM bukan one man show atau hanya perindividual
saja. Kolaborasi adalah proses bekerja sama untuk menelurkan gagasan atau
ide dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama menuju visi bersama.
Peran pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kepala Satuan Pendidikan
- Membentuk tim fasilitator projek dan turut merencanakan projek.
- Mendampingi jalannya projek dan melakukan pengelolaan sumber daya satuan pendidikan yang transparan dan akuntabel.
- Membangun komunikasi untuk kolaborasi antara orangtua peserta didik, warga satuan pendidikan, dan narasumber pengaya projek; masyarakat, komunitas, universitas, praktisi, dsb.
- Mengembangkan komunitas praktisi di satuan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi pendidik yang berkelanjutan.
- Melakukan coaching secara berkala bagi pendidik.
- Merencanakan, melaksanakan, merefleksikan, dan mengevaluasi pengembangan aktvitas dan asesmen projek yang berpusat pada peserta didik.
Pendidik
(Peran ini khususnya perlu diampu oleh pendidik yang menjadi Tim Fasilitator
Projek)
- Perencana projek - Melakukan perancangan tujuan, alur kegiatan, strategi pelaksanaan, dan asesmen projek secara berkelanjutan.
- Fasilitator - Memfasilitasi peserta didik dalam menjalankan projek yang sesuai dengan minatnya, dengan pilihan cara belajar dan produk belajar yang sesuai dengan preferensi peserta didik.
- Pendamping - Membimbing peserta didik dalam menjalankan projek, menemukan isu yang relevan, dan mengarahkan peserta didik dalam merencanakan aksi yang berkelanjutan.
- Supervisor dan konsultan - Mengawasi dan mengarahkan peserta didik dalam pencapaian projek, memberikan saran dan masukan secara berkelanjutan untuk peserta didik, dan melakukan asesmen performa peserta didik selama projek berlangsung.
- Moderator - Memandu peserta didik dalam berbagai aktivitas diskusi.
Peserta Didik
- Mengasah komitmen untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disepakati.
- Mengembangkan kemandirian untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat dan kemampuan yang dimiliki.
- Melakukan refleksi secara konsisten dan berkelanjutan untuk memahami potensi diri dan mengoptimalkan kemampuan.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak
parsial atau terpisah-pisah. Dalam konteks perancangan Proyek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila, kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk
menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat keterhubungan dari berbagai hal
untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
Oleh karenanya, setiap tema proyek yang dijalankan bukan merupakan sebuah
wadah tematik yang menghimpun berbagai mata pelajaran, namun lebih kepada
wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konten pengetahuan secara
terpadu. Di samping itu, cara pandang holistik juga mendorong kita untuk
dapat melihat koneksi yang bermakna antarkomponen dalam pelaksanaan proyek,
seperti peserta didik, pendidik, satuan pendidikan, masyarakat, dan realitas
kehidupan sehari-hari.
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran
pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong
pendidik dan peserta didik untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan
realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh
karenanya, satuan pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan proyek harus
membuka ruang dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat mengeksplorasi
berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan. Tema-tema proyek yang
disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di
daerah masing-masing. Dengan mendasarkan proyek pada pengalaman nyata yang
dihadapi dalam keseharian, diharapkan peserta didik dapat mengalami
pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan
kemampuannya.
3. Berfokus pada peserta didik
Baca Juga Kemendikbudristek Angkat 4 Agenda Prioritas Pendidikan dalam
G20
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif
mengelola proses belajarnya secara mandiri. Pendidik diharapkan dapat
mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar yang
menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi. Sebaliknya,
pendidik sebaiknya menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak
kesempatan bagi peserta didik untuk mengeksplorasi berbagai hal atas
dorongan dari diri sendiri. Harapannya, setiap kegiatan pembelajaran dapat
mengasah kemampuan peserta didik dalam memunculkan inisiatif serta
meningkatkan daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang
dihadapinya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar
bagi proses inkuiri dan pengembangan diri. Proyek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila tidak berada dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan
berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
Oleh karenanya, proyek ini memiliki area eksplorasi yang luas dari segi
jangkauan materi pelajaran, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan
pembelajaran. Namun demikian, diharapkan pada perencanaan dan
pelaksanaannya, pendidik tetap dapat merancang kegiatan proyek secara
sistematis dan terstruktur agar dapat memudahkan pelaksanaannya. Prinsip
eksploratif juga diharapkan dapat mendorong peran Proyek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila untuk menggenapkan dan menguatkan kemampuan yang sudah
peserta didik dapatkan dalam pelajaran intrakurikuler.
Sumber: https://ditsmp.kemdikbud.go.id/prinsip-kunci-penerapan-proyek-penguatan-profil-pelajar-pancasila/
Alur Perencanaan P5 Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Ini merupakan contoh alur perencanaan sampai dengan penilaian Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila, Anda bisa menyesuaikannya sesuai dengan kondisi
satuan pendidikannya masing-masing.
Contoh 6 Alur Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5 |
1. Rapat Sosialiasi
Mensosialisasikan perihal perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian p5.
2. Membentuk tim tasilitator projek penguatan profil pelajar pancasila
Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator proiek Tim in berperan
merencanakan dan melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.
3. Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator merefleksikan dan
menentukan tingkat kesiapan satuan pendidikan.
4. Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil pelajar Pancasila dan tema
projek serta perancangan jumlan projek beserta alokasi waktunya. (Dimensi
dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan satuan pendidikan).
5. Menyusun modul projek
Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat satuan pendidikan
dengan tahapan umum: menentukan sub-elemen (tujuan projek, mengembangkan
topik, alur, dan durasi projek, serta mengembangkan aktifitas dan asesmen
projek.
6. Merancang strategi pelaporan hasil projek
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan pelaporan hasil projek.
1. Pembentukan Tim Fasilitator Projek Penguatan Pelajar Pancasila
Tim fasilitator projek terdiri dari sejumlah pendidik yang berperan
merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi proiek. Tim fasilitator dibentuk
dan dikelola oleh kepala satuan pendidikan dan koordinator projek. Jumlan
tim fasilitator proiek dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuan
pendidikan, dilinat dari:
- Jumlah peserta didik dalam satu satuan pendidikan,
- Banyaknya tema yang dipilih dalam satu tahun ajaran,
- Jumlah jam mengajar pendidik yang belum terpenuhi atau dialihkan untuk projek, dan
- Atau pertimbangan lain sesuai kebutuhan masing-masing satuan pendidikan
4 Langkah Pembentukan Tim Fasilitator |
Langkah Pembentukan Tim Fasilitator Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
- Pimpinan satuan pendidikan menentukan seorang koordinator proiek, bisa dari wakil kepala satuan pendidikan atau pendidik yang mempunyai pengalaman mengembanakan dan mengelola projek.
- Apabila mempunyai SDM yang cukup, koordinator sekolah dapat membentuk koordinator di level kelas. Misalnva satu oranG koordinator kelas 7, satu orang koordinator kelas 8, dan seterusnya. Untuk pendidikan Khusus, Koordinator dapat dipilih berdasarkan kekhususan.
- Pimpinan satuan pendidikan bersama koordinator projek memetakan pendidik dan setiap kelas (atau apabila SD terbatas, perwakilan dari masing-masing tase) untukmeniadi tim fasilitator projek.
- Koordinator mengumpulkan dan memberikan arahan kepada tim fasilitator projek untuk merencanakan dan membuat modul projek bagi setlap kelas atau fase
2. Mengidentifikasi Tingkat Kesiapan Satuan Pendidikan
cara Mengidentifikasi Tingkat Kesiapan Satuan Pendidikan |
Dari gambar bagan di atas, maka tahapan kesiapan satuan Pendidikan dalam
menjalankan Projek penguatan profil Pancasila (P5) dibagi menjadi 3 tahap,
yaitu:
Tahap Awal
Satuan Pendidikan belum memiliki sistem dalam mempersiapkan dan melaksanakan
project based learning. Konsep pembelajaran berbasis projek baru diketahui
pendidik. Satuan Pendidikan menjalankan projek secara internal (tidak
melibatkan pihak luar).
Tahap Berkembang
Satuan Pendidikan sudah memiliki sistem*) untuk menjalankan
pembelajaran berbasis projek.
Konsep project based learning sudah dipahami sebagian pendidik. Satuan
pendidikan mulai melibatkan pihak di luar satuan pendidikan untuk membantu
salah satu aktivitas projek.
Tahap Lanjutan
project based learning sudah menjadi kebiasaan satuan pendidikan. Konsep
project based learning sudah dipahami semua pendidik. Satuan pendidikan
sudah menjalin kerjasama dengan pihak mitra di luar satuan Pendidikan agar
dampak projek dapat diperluas secara berkelanjutan.
sudah memiliki sistem*): satuan pendidikan memiliki evaluasi
berkala, pengayaan pendidik menyelenggarakan pembelajaran berbasis projek
yang memberikan otonomi lebih besar kepada peserta didik.
3. Merancang Dimensi, Tema, dan Alokasi Waktu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pemilihan Dimensi
- Tim fasilitator dan kepala satuan pendidikan menentukan dimensi profil pelajar Pancasila yang akan menjadi fokus untuk dikembangkan pada tahun ajaran berjalan.
- Pemilihan dimensi dapat merujuk pada visi misi satuan pendidikan atau program yang akan dijalankan di tahun ajaran tersebut.
- Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk menjadi fokus yang sasaran projek pada satu tahun ajaran.
- Sebaiknya jumlah dimensi profil pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
- Penentuan dimensi sasaran in akan dilanjutkan dengan penentuan elemen dan sub-elemen yang sesuai dengan kondisi
- Apabila pimpinan satuan pendidikan sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek, jumlah dimensi yang dipilin dapat ditambah sesual dengan keslapan tingkat satuan pendidikan.
Tema-Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
Tema-Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) |
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun
panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan
sekitarnya.
Peserta didik juga membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku
ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan
memitigasinya. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
- Jakarta: situasi banjir;
- Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia;
- Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik.
2. Kearifan Lokal
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
tersebut, serta perkembangannya. Peserta didik
Contoh kontekstualisasi tema:
- Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga;
- Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem;
- SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa.
3. Bhinneka Tunggal Ika
Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan,
belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta nilai-nilai
ajaran yang dianutnya.
Peserta didik juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan,
secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif dan dampaknya
terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Tema ini ditujukan untuk jenjang
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema: Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di
lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya (contoh: kisah Bu Mondang
di halaman …).
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara kesehatan fisik
dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait
kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta
berupaya mencari jalan keluarnya.
Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pornografi, dan
kesehatan reproduksi. Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema:
- aenjang SMP/SMA dan setara: Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja.
- Jenjang SMPLB/SMALB: Pengembangan kemandirian dalam merawat diri dan menjaga kesehatan
5. Suara Demokrasi
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan keterkaitan
antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda,
termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja. Tema ini
ditujukan untuk jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema: Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat
tertentu untuk memilih kepala desa.
6. Rekayasa dan Teknologi
Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang
memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya.
Peserta didik dapat membangun budaya smart society dengan menyelesaikan
persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan
teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi. Tema ini ditujukan
untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan sederajat.
Contoh kontekstualisasi tema: Membuat desain inovatif sederhana yang
menerapkan teknologi
untuk menjawab permasalahan di sekitar satuan pendidikan.
7. Kewirausahaan
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah
yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang masa
depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil,
serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
Tema ini ditujukan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan sederajat.
(Karena jenjang SMK/MAK sudah memiliki mata pelajaran Projek Kreatif dan
Kewirausahaan, maka= tema ini tidak menjadi pilihan untuk jenjang SMK.)
Contoh kontekstualisasi tema: Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki
daya jual.
8. Kebekerjaan
Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan
pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.
Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja,
serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas yang sesuai dengan
keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini.
Di dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja. Tema ini
ditujukan sebagai tema wajib khusus jenjang SMK/MAK.
Contoh kontekstualisasi tema:
- Lampung: eksplorasi pengembangan serat tekstil dari limbah daun nanas;
- Kawasan industri sekitar Jakarta: budidaya dan pengolahan tanaman lokal Betawi
Untuk lebih detail tema-tema yang bisa di implementasikan di satuan pendidikan
Anda bisa melihatnya di Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dari
PAUD/TK, SD, SMP/Mts, SMA/MA/SMK/MAK di tautan link dibawah ini
Sumber: Buku Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila
https://drive.google.com/file/d/1h7gTZnZS09ePrXdM1fkU_rYCSBj5g7Lc/view?usp=sharing
Pilihan Waktu Pelaksanaan Projek
1. Menentukan satu hari dalam seminggu untuk melaksanakan projek (misal hari
Jum’at). Seluruh jam belajar pada hari itu digunakan untuk projek.
Sumber: https://bit.ly/3C8KeuP |
2. Mengalokasikan waktu 1-2 jam pelajaran di akhir hari, khusus untuk
mengerjakan projek. Bisa digunakan untuk eksplorasi di sekitar satuan
pendidikan sebelum peserta didik pulang.
Sumber: https://bit.ly/3fMbSpK |
3. Mengumpulkan dan memadatkan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2
minggu atau 1 bulan efektif, tergantung jumlah jam tatap muka projek yang
dialokasikan pada setiap projeknya), dimana semua tenaga pendidik
berkolaborasi mengajar projek setiap hari selama durasi waktu yang
ditentukan.
Sumber: https://bit.ly/3M50ce1 |
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek
Di sebuah SMP, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa
di tahun ajaran berjalan dimensi profil pelajar Pancasila yang aka difokuskan
adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-Royong, dan Bernalar Kritis. Sementara
tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan
Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan
kebutuhan sekolah.
Contoh pemetaan dimensi, tema, dan alokasi waktu projek |
4. Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Menyusun Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila |
Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru
diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat
merancangnya secara mandiri.
Mengadaptasi modul yang sudah ada
Mengadaptasi modul yang sudah tersedia adalah pilihan awal bagi sekolah yang
belum terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis projek yang integratif.
Membuat modul secara mandiri
Membuat modul secara mandiri adalah pilihan lanjutan bagi sekolah yang sudah
terbiasa melaksanakan pembelajaran berbasis proiek yang integratif dan
kolaboratif.
Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam proses
penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan pembelajaran.
Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut:
Komponen Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila |
Profil Modul
- Tema dan topik atau judul modul
- Fase atau jenjang sasaran
- Durasi kegiatan
Tujuan
- Pemetaan dimensi, elemen, sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang menjadi tujuan projek
- Rubrik pencapaian berisi rumusan kompetensi yang sesuai dengan fase peserta didik.
Aktifitas
- Alur aktifitas projek secara umum
- Penjelasan detail tahapan kegiatan dan asesmennya
Asesmen
- Instrumen pengolahan hasil asesmen untuk menyimpulkan pencapaian projek
Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul
projek, untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta
didik. Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen berikut:
- Deskripsi singkat projek
- Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
- Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
- Referensi pendukung
Contoh Alur Aktifitas Modul Projek
Berikut ini adalah contoh alur aktivitas modul projek tingkat SMP.
contoh alur aktivitas modul projek tingkat SMP |
Modul Projek Profil Fase D
Tema: Gaya Hidup Berkelanjutan
Topik: Sampahku, Tanggungjawabku
Total waktu: 57 JP
Dimensi Profil Pelajar Pancasila:
- Beriman dan bertakwa kepada Tuan Yang Maha Esa
- Gotong royong
- Bernalar kritis
Sub-elemen yang disasar
- Memahami keterhubungan ekosistem bumi
- Menjaga lingkungan alam sekitar
- Kerja sama
- Koordinasi sosial
- Mengajukan pertanyaan
- Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan
Asesmen Formatif Awal. |
Asesmen Formatif Awal.
Dilakukan sebelum projek profil dimulai untuk mengukur kompetensi awal
peserta didik yang
dipakai untuk menentukan kebutuhan diferensiasi, pengembangan alur dan
kegiatan projek
profil, dan penentuan perkembangan sub-elemen antarfase
Tahap Pengenalan: Mengenali dan membangun kesadaran peseta didik
terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap perubahan iklim
Berikut ini aktivitasnya:
- Perkenalan: Perubahan Iklim dan Masalah Pengelolaan Sampah
- Eksplorasi Isu
- Refleksi awal
- Kunjungan ke TPA/Komunitas Peduli Sampah
- Diskusi Kritis Masalah Sampah
Tahap | Kontekstualisasi |
Tahap Kontekstualisasi: mengkontekstualisasi masalah di
lingkungan terdekat
Berikut ini aktivitasnya:
- Pengumpulan, Pengorganisasian, dan Penyajian Data
- Trash-Talk: Sampah di sekolahku
- Pengorganisasian Data Secara Mandiri
- Asesmen Formatif Presentasi: Sampahdi sekolahku
Tahap Aksi: bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui
aksi nyata
- Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Eksplorasi program pengelolaan sampah yang ada
- Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Peranku dan Solusiku
- Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Menentukan Karakteristik Poster yang Baik
- Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku: Membuat Poster
- Asesmen Formatif Simulasi Pameran Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku
Tahap Genapi: Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan
refleksi
Aktivitasnya: Menyajikan pembuatan teh mans pada orang lain (orang tua
atau teman yang lain)
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut: Menggenapi proses dengan berbagi
karya, evaluasi dan refleksi,
serta menyusun langkah strategis
- Asesmen Sumatif Pameran Poster Aksi Nyata Sayangi Sekolahku
- Asesmen Sumatif Evaluasi Solusi Yang Ditawarkan
- Mari Beraksi Sambil Refleksi Mengelola Sampah di Sekolah
Untuk lebih lengkapnya Anda bisa melihat kembali Buku Panduan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila di tautan link berikut ini: https://drive.google.com/file/d/1h7gTZnZS09ePrXdM1fkU_rYCSBj5g7Lc/view?usp=sharing
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai asesmen projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
- Memiliki variasi bentuk asesmen (formatif dan sumatif) serta instrumen asesmen (lembar ceklis, rubrik, catatan pengamatan, tes, dan sebagainya).
- Penekanan pada asesmen performa/kinerja.
- Asesmen akhir berupa rubrik dengan 4 kriteria: Mulai Berkembang, Sedang Berkembang, Berkembang sesuai Harapan, Sangat Berkembang
- Rumusan kompetensi yang menjadi tujuan (fase D) ditempatkan dalam kriteria "Berkembang Sesuai Harapan".
- Perlu diperhatikan keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
- Pelaporan hasil belajar terpisah dengan rapor intrakurikuler, diberikan 1 kali dalam setahun.
5. Merancang Strategi Pelaporan Hasil Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Merancang Strategi Pelaporan Hasil Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila |
Alur Rencana Pembelajaran dan Asesmen Projek
- Menentukan tujuan pembelajaran (projek): Apa kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik? (Memilih tujuan kompetensi dari alur perkembangan dimensi profil pelajar Pancasila yang sesuai dengan fase peserta didik)
- Merancang indikator kemampuan: Apa yang perlu dipahami atau dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kemampuannya? (Merumuskan tujuan pembelajaran dengan kalimat yang lebih kontekstual dan mudah diukur)
- Menyusun strategi asesmen: Dengan cara apa peserta didik dapat menunjukkan kemampuan & perilaku yang sesuai dengan tujuan? (Mengembangkan bentuk asesmen: Mengerjakan tes/Menyajikan informasi/Membuat produk/Melakukan sesuatu/Menunjukkan sikap, dsb. Dengan cara apa pendidik bisa mengukur kemampuan peserta didik tersebut? (Mengembangkan instrumen asesmen: Soal tertulis, kuis, jurnal, lembar ceklis/observasi, rubrik, portfolio, dsb.
- Mengembangkan topik dan alur aktivitas pembelajaran: Aktivitas belajar apa saja yang dapat dilakukan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan tema projek yang dipilih? (Merancang ragam aktivitas pembelajaran sesuai tema yang dipilih dan menentukan pada bagian mana asesmen perlu dilakukan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.)
- Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian: Bagaimana hasil asesmen yang diperoleh? Apa bukti pencapaiannya? (Membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran. Hasil asesmen bisa didapatkan dari skor tes, isian lembar ceklis/observasi, identifikasi rubrik. dsb. Bukti pencapaian dapat berupa produk belajar seperti catatan, lembar jawaban, hasil karya, foto/rekaman saat melakukan pekerjaan, dsb.)
- Menyusun rapor: Sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran? Bagaimana catatan prosesnya? (Menentukan pencapaian peserta didik (berupa pencapaian standar fase: mulai berkembang, sedang berkembang, berkembang sesuai harapan dan sangat berkembang) dan mendeskripsikan catatan prosesnya dalam satu paragraf.)
Prinsip Rancangan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Prinsip Rancangan Rapor Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila |
Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan peserta didik, namun tidak merepotkan pendidik dalam pengerjaannya.
Menunjukkan keterpaduan
Rapor terdiri dari hasil penilaian terhadap performa peserta didik dalam
projek profil. Meskipun ada beberapa disiplin ilmu terintegrasi dalam projek
profil, namun bagian projek profil fokus pada keterpaduan pembelajaran dan
perkembangan karakter dan kompetensi sesuai profil pelajar Pancasila.
Tidak menjadi beban administrasi yang berat
Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, terlebih apabila dibantu
teknologi. Teknologi "Report generator" di mana pendidik memasukkan judul
projek profil, deskripsi singkat, dan seluruh elemen Profil Pelajar
Pancasila, dan hanya memberikan penilaian pilihan elemen profil yang
berkaitan dengan projek profil tanpa harus menuliskannya.
Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar fokus pada hal unik dan
istimewa yang layak direfleksikan, misalnya situasi di mana peserta didik
mengambil keputusan yang bijak, perkembangan suatu karakter yang sangat
nyata dalam kurun waktu tertentu, dsb.
Kompetensi utuh
Penilaian dalam rapor projek profil memadukan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai satu
komponen. Deskripsi juga disampaikan secara utuh tanpa membedakan aspek
tersebut.
Contoh format rapor projek
Untuk format rapor Anda dapat melihatnya di buku panduan projek penguatan profil pelajar pancasila halaman 108: https://bit.ly/3V502aq
Demikian artikel tentang P5 Kurikulum Merdeka - Cara Merencanakan Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Satuan Pendidikan mudah-mudahan
bisa bermanfaat untuk para pembaca semuanya. Jangan lupa dishare ke
teman-teman dan rekan-rekan Anda. Terimakasih
Referensi
Buku Panduan-Penguatan-Projek-Profil-Pancasila
Kepmendikbudristek nomor 009/H/KR/2022
Kepmendikbudristek No.262/M/2022